Rabu, 09 November 2011

Orangtua adalah PAHLAWAN kita .

SELAMAT HARI PAHLAWAN !
BANGSA YANG BESAR ADALAH BANGSA YANG MENGINGAT JASA PARA PAHLAWANNYA !


Bicara mengenai pahlawan , sebenarnya apa sih arti pahlawan itu sendiri?? Apakah pahlawan itu hanya sebuah gelar yang diberikan kepada para pejuang di negara kita yang telah membebaskan kita dari penjajahan?? Atau kepada suatu profesi tertentu seperti guru , pahlawan tanpa tanda jasa ? Menurut saya, tidak .
Pahlawan itu adalah orang - orang yang berjuang keras demi kelangsungan hidup nya dan hidup orang lain tanpa memperdulikan waktu maupun tenaganya yang habis terkuras hanya demi seulas senyuman di wajah - wajah orang yang terkasih . Menjadi pahlawan tidak harus mati di medan perang . Menjadi pahlawan tidak harus dimakamkan di Taman Makam Pahlawan . Dan untuk menjadi seorang pahlawan tidak perlu penghargaan dengan membuat namanya menjadi nama suatu jalanan . Kita juga bisa menjadi pahlawan . Yah....pahlawan untuk kehidupan kita sendiri dan kehidupan orang - orang disekitar kita....

Jika ditanya siapa pahlawan mu? Mungkin ada yang menjawab Pangeran Diponegoro , bagi kaum perempuan kemungkinan besar Kartini, bagi masyarakat Batak mungkin Nommensen dan banyak jawaban lainnya... Tapi bagi saya , pahlawan saya adalah ORANGTUA saya . Mungkin sampai saat ini saya belum bisa membalas budi kepada mereka, saya juga masih belum sempurna untuk menjadi anak yang baik.. Saya masih bisa merasa kesal , saat harus mengerjakan ini itu disaat saya sedang malas... Namun sesungguhnya saya sering berpikir dan memutar kembali bagaimana perjuangan kedua orangtua saya demi saya .
Di umur mereka yang sudah memasuki kepala 5 bahkan sebentar lagi Bapak saya akan menginjak kepala 6, beliau masih saja terus bekerja dan bekerja... Terkadang, beliau berangkat pagi - pagi buta sekali dan baru akan kembali saat sang rembulan menghiasi langit bahkan pernah suatu ketika beliau kembali saat saya sudah terlelap dengan nyenyak nya .
Mama saya juga.... Beliau masih terus saya repotkan dengan kebutuhan saya di pagi hari , siang hari dan malam hari.. Beliau bangun pagi - pagi , memasak sarapan untuk saya... Membuatkan saya segelas susu di pagi hari.. Usianya sudah tidak muda lagi.. Rambutnya sudah memutih walau setiap seminggu sekali di warnai seperti warna minuman coca-cola .
Orangtua saya selalu bersedia memenuhi segala fasilitas yang saya butuhkan . Handphone , kendaraan , uang saku ini itu dan bla..blaa....bla..... Sehingga membuat saya berpikir , 'bagaimana jika suatu hari nanti mereka tidak ada?' . Tidak ada yang abadi di dunia ini, bukan? Saya takut tidak sempat membalas semua pengorbanan mereka.. Saya takut tidak sempat mengganti butir demi butir keringat mereka dengan seulas senyum di wajah keriput mereka.. Saya khawatir tidak bisa mengganti kelelahan mereka dengan ketenangan dan kedamaian di masa - masa tua nya.. Saya takut sangat takut...
Lalu bagaimana? Apakah sekarang saya tidak bisa membuat mereka tersenyum ? Bukan berarti seperti itu.....
Usia saya semakin bertambah begitupun kedewasaan saya... Mungkin saat ini saya belum bisa memberikan apa - apa selain bakti penuh kepada mereka.. Hanya bisa membuat mereka bisa bernafas lega dengan tidak membebani pikiran mereka dengan tingkah nakal saya...
Coba bayangkan, teman... Berapa usia mu? 19? 22? 25? atau berapapun itu... Selama itu pula bahkan jauh sebelum itu, kedua orangtua kita sudah mempersiapkan segala yang terbaik untuk mu.... Mulai dari hal - hal kecil seperti nama misalnya... Nama adalah doa. Itu benar. Pernahkah kalian menemui ada orangtua yang memberikan nama kepada anaknya misalnya 'Hancur' atau 'Kampret' atau bahkan 'Dodong' ? Hah...! Pasti tidak ada..... Walau mungkin nama yang terdengar aneh (apalagi orang bersuku Batak) misalnya 'Martua' atau 'Pandapotan' itu adalah nama yang indah artinya.. Martua = penuh keberuntungan . Pandapotan = pendapatan identik dengan keberhasilan..
Orangtua sudah memikirkan segala yang kita perlukan.. Mulai dari asupan gizimu, pakaianmu, pendidikanmu dan banyak lagi.. Orangtua sudah terlebih dahulu bekerja keras siang dan malam sebelum kita ada , agar disaat kita menangis keluar dari rahim sang Ibunda, kita tidak terlantarkan.... Kita dapat langsung merasakan selimut yang hangat... Mendapatkan perlakuan yang layak....
Orangtua melakukan yang terbaik untuk kita.. Dengan sabar mereka memapah kita agar bisa berjalan.. Mengajak kita berbicara dan bercanda agar kita bisa mengucapkan sepatah dua kata pertama.. Membersihkan kotoran kita disaat kita belum mengerti yang mana yang kotor dan yang bersih... Mengenalkan  kita pada huruf dan angka .. Dan sebagainya..... Pengorbanan mereka luar biasa besar. Namun tak jarang, ada di antara kita yang menuntut lebih.. Menuntut orangtua kita harus tampan dan cantik agar tidak terlihat memalukan di hadapan teman - teman kita.. Menuntut orangtua kita harus kaya raya agar kita tidak ketinggalan gaya dengan orang lain... MIRIS
Sangat miris ketika kita harus menuntut ini itu dari orangtua kita, saat kita merasa kecewa dengan orangtua kita yang tidak sesempurna orangtua yang lain dimata kita SEMENTARA itu orangtua kita tidak pernah menuntut kita lahir harus dengan kulit yang putih atau kita lahir dengan membawa 1kg emas sebagai ganti kecapekan mereka menanti dan merawat kita selama dalam kandungan.. Tidak pernah... Bahkan jika ada di antara kita yang terlahir tidak sempurna dalam hal fisik, orangtua akan tetap tersenyum menyambut kita dan berkata 'Anakku sudah lahir..... Cantiknya / tampannya dia...' . Bahkan pasti ada orangtua yang menyalahkan diri sendiri atas ketidaksempurnaan kita... 'Andai saja aku tidak merokok, pasti anakku lahir sempurna' atau 'Coba saja aku punya banyak uang untuk memenuhi asupan gizinya, pasti tidak akan begini anakku...' Pasti ada.. Mereka mengorbankan segalanya untuk kita.. Harta... Waktu... Tenaga.. Bahkan nyawa sekalipun...

Jadi sesungguhnya pahlawan kita adalah kedua orangtua kita... Mereka benar - benar tidak menuntut apapun dari kita selain bakti kita walaupun kita menuntut banyak hal dari mereka...

HIDUP PAPA! HIDUP MAMA! HIDUP PAHLAWANKU !


Tonton video ini agar kamu mencintai orangtuamu
APA ADANYA mereka .

Nb : siapkan tisu atau saputangan ya :)

Minggu, 06 November 2011

Jangan Hidup di Masa Lalu

Semua orang pasti tahu bahwa dalam kehidupan ini ada 3 masa . Masa lalu , masa kini dan masa depan . Dan setiap dari kita punya 3 masa itu . Dan tiap - tiap dari kita pun pasti menjalaninya , tidak mungkin tidak .

Sebuah kasus :
Saya punya seorang teman sebut saja Bunga . Bunga adalah seorang gadis yang (sebenarnya) cantik dengan rambut yang lurus , tubuh yang langsing dan kulit yang putih . Namun belakangan ini , banyak orang yang tidak suka bahkan cenderung takut untuk sekedar melihatnya . Bukan karena tiba - tiba dia mempunyai 2buah taring di mulutnya atau matanya seperti mata Medusa yang bisa membuat kita menjadi batu . Sama sekali bukan . Dia tetap berambut lurus , bertubuh langsing dan berkulit putih . Namun pesona kecantikannya lah yang hilang digantikan dengan aura kehancuran dari dirinya . Sebenarnya apa yang terjadi dengan gadis ini ? Apakah rumahnya yang ada di Pondok Indah Jakarta baru saja terkena gempa 9,8 SR sehingga rata dengan tanah? atau tabungannya di Bank Swiss senilai 800 juta US$ hilang karena ditipu orang?. Bukan bukan dan bukan . Dia hanya putus dengan pacarnya !!! Ow.em.ji Oh my God........... ! Sepertinya disaat seperti ini kita harus melihat para artis Indonesia yang kebanyakan terkenal oleh kasus perceraiannya . Mereka menikah , mengucapkan sumpah janji setia , menghabiskan banyak uang , mengorbankan banyak tenaga hanya untuk menikah . Namun disaat bercerai , mereka tidak pernah terlihat frustasi . Pernahkah kalian melihat Dewi Persik bermata panda kurang tidur ataupun berwajah pucat sehabis bercerai dengan Syaiful Jamil ? atau kalian melihat Julia Perez tiba - tiba berdada kecil berambut keriting atau berkulit korengan karena stress ketika bercerai dengan Damien Perez ? tidak. Mereka tetap tertawa , tetap tidak lupa menggunakan bulu mata palsu make-up dan lipstik . Apakah mereka bahagia ketika bercerai? Tentu tidak.... Siapa yang bisa merasa bahagia harus kembali hidup sendiri ketika sudah ribuan malam hidup bersama? Tidak ada satupun manusia yang merasa bahagia dengan perpisahan....
Namun apakah harus seluruh dunia ini tahu kita sedang merasa sakit?? Kita tidak membawa spanduk seperti para demonstran yang selalu menuliskan coretan pada spanduk untuk menuangkan isi hati mereka, namun orang - orang tahu kita putus cinta . Mereka tahu kita sedang ingin menangis berguling - guling di tanah atau sambil memukul - mukul dinding kamar . Dari mana mereka tahu?? Apakah mereka semua mewarisi talenta Mama Lauren?? Tidak... Mereka tahu hanya dengan melihat . Kembali kepada si Bunga. Ketika si Bunga berjalan, semua orang berbisik "Aduh...kasihan yah dia.. Baru putus dengan pacarnya... Pasti semalaman gak tidur deh.." . Miris. Semua orang tahu dia sedang hancur hanya karena diputusin pacar . Bunga berubah menjadi seperti "Sang Beruang" dalam lagu soundtracknya kartun Shinchan.. "Sang Beruang tidur dan tak ada yang berani ganggu dia....." . Pernahkah kalian melihat seseorang yang mengganggu seekor Beruang yang sedang tidur? Tidak? Namun pasti bisa dibayangkan , sang Beruang akan marah dan menerkam kita bulat - bulat menjadi santapan nya . Begitulah si Bunga... Ketika dengan tidak sengaja kita berbicara sesuatu hal yang menurutnya dia tidak suka , dia akan menjadi Beruang yang siap menerkam kita . Kasihan... sangat miris nasib si Bunga ini...
Kenapa dia harus sepatah hati itu ? Ayu Dewi saja yang tidak jadi menikah dengan Zumi Zola tetap bisa ngelawak di acara salah satu stasiun TV beberapa waktu lalu . Padahal dikabarkan dia sudah mengeluarkan banyak biaya untuk pesta pernikahan tersebut. Lalu apakah yang membuat si Bunga ini terus menerus menangis dan meratapi sang mantan pacar? Sang mantan adalah pria terganteng di lingkungan itu?? Ow em ji ... Lagi - lagi saya turut prihatin . Banyak kenangan yang tercipta ?? Uuhhh....! Apakah lebih indah kenangan bersama pria itu daripada kebahagiaanmu , Bunga?? Bahkan menurut saya, si Bunga ini sudah terlalu lama tidak bisa merasakan manisnya gula . Hanya karena terus terlarut dalam ke-patah hati-an nya . Saya tidak bilang dia tidak boleh menangis atau merasa sakit karena perpisahan itu . Menangis itu wajar , Bahkan ketika pertama kali lahir kedunia ini pun , kita sudah menangis.. Menangis adalah sifat manusiawi. Namun......tidak lelah kah kita harus terus menangis ? Apakah 365hari dalam setahun kita habiskan hanya untuk menangis? Kapan kita tertawa?
Saya juga pernah merasakan sakitnya harus berpisah dengan seseorang yang sudah ribuan hari mengisi hari saya . Dia sudah menorehkan banyak warna dalam kanvas kehidupan saya. Kami sudah menciptakan ribuan mimpi di atas awan ketika bersama. Saya merasa , angin kencang menumbangkan pepohonan, awan gelap petir menyambar - nyambar, hujan turun membanjiri seluruh Indonesia ketika harus berpisah dengannya . Ketika suatu masa harus berakhir , tak bisakah kita berjalan menuju masa selanjutnya? Haruskah kita menganggap semua sudah Game Over seperti dalam game tetris dimana sudah tidak ada tempat untuk meletakkan benda selanjutnya? Tidak Bunga.... Hari ini kamu boleh menangis membasahi seluruh bagian spring bed dikamar mu atau berteriak di puncak gunung Everest. Tapi setelah hari itu, kamu harus tertawa . Kamu harus menari salsa dengan gembira dan senyum yang lebar . Temukan lagi cinta yang baru . Jangan pernah berhenti di satu cinta yang sudah tidak layak karena kita tidak akan pernah kehabisan cinta . Ketika seseorang tersebut sudah tidak mau lagi untuk melukis di kanvas kehidupanmu , beli kanvas yang baru dan cari pelukis yang lebih handal lagi . Jangan terus memaksanya untuk tetap melukis di kanvas kehidupanmu karena pasti hasilnya tidak seindah yang dulu . Dan jangan mencari sosok yang sama seperti seseorang tersebut . Karena tidak akan pernah ada orang yang sama di seluruh penjuru dunia ini meskipun itu anak kembar sekalipun . Kamu akan kesulitan menerima seseorang yang baru dalam hidupmu ketika kamu terus mencari - cari kesamaan dalam dirinya dengan seseorang yang lama . Yah....mustahil bisa tertawa disaat sedang merasa sakit karena perpisahan.. Tidak tertawa bukan berarti kamu harus menangis, Bunga... Bukan berarti kamu harus terus menerus meratapi seseorang itu dan terus berharap dia akan kembali.. Tidak tertawa bisa saja tersenyum . Bisa saja diam. Jangan tunjukkan kehancuranmu di depan semua orang , karena bisa saja dari beberapa mereka akan tertawa dibalik punggungmu . Saya berharap bisa melihat Bunga yang dulu . Yang selalu tertawa , ceria dan terlihat cantik .